INDUSTRI

PBB dan Indonesia: Bersatu dengan Tiongkok untuk Industri Semen Berkelanjutan

Badan PBB bidang Pengembangan Industri atau United Nations Industrial Development Organization (UNIDO) mendorong kolaborasi antara Indonesia dan Tiongkok dalam pengembangan industri semen yang berkelanjutan. Menurut Yunrui Zhou, seorang petugas pengembangan industri dari UNIDO, keberlanjutan dalam industri semen sangatlah penting. Oleh karena itu, UNIDO memfasilitasi pertukaran pengalaman antara industri semen di Tiongkok dan Indonesia.

Yunrui Zhou menyatakan bahwa UNIDO mendukung pembentukan industri semen di Indonesia yang hemat energi dan ramah lingkungan melalui kerja sama Selatan-Selatan dalam industri hemat energi dan ramah lingkungan. Kerja sama ini melibatkan Kementerian Perindustrian dan Perdagangan Tiongkok, Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, dan Asosiasi Semen Indonesia (ASI).

Tiongkok memiliki industri semen yang sudah unggul dan hemat bahan serta energi. Sebelumnya, sektor semen dikenal sebagai salah satu sektor yang boros dalam penggunaan bahan dan energi. Namun, jika panas buangan dapat dikumpulkan dan digunakan kembali dalam produksi selanjutnya, biaya penanganan limbah dan energi untuk produksi semen dapat dikurangi.

Proses pemulihan limbah panas terdiri dari dua tahap, yaitu pra-pemrosesan dan ko-pemrosesan. Pra-pemrosesan bertujuan untuk menyiapkan limbah agar dapat diproses bersama dalam tanur semen. Limbah diubah menjadi sumber daya yang berguna yang dikenal sebagai bahan bakar padat yang dipulihkan. Sementara ko-pemrosesan adalah penggunaan bahan bakar padat yang dipulihkan dalam produksi semen.

Melalui program ini, Indonesia dan Tiongkok dapat berkolaborasi dalam berbagi pengetahuan dan sumber daya. Andi Rizaldi dari Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin menyambut baik kolaborasi kedua negara tersebut. Menurutnya, kolaborasi antarnegara diperlukan untuk menurunkan emisi pada sembilan sektor yang ada.

Deputi Direktur Jenderal Departemen Konversi Energi dan Pemanfaatan Sumber Daya Kementerian Industri dan Informasi Tiongkok, Ding Zhijun, menyatakan bahwa Tiongkok belum banyak melakukan pertukaran energi pada bidang energi terbarukan. Namun, Tiongkok saat ini memiliki perhatian yang tinggi terhadap pengurangan emisi karbon.

Pihaknya menyambut baik program pertukaran yang dilakukan industri semen Indonesia dan Tiongkok melalui fasilitasi dari UNIDO. Ketua Asosiasi Semen Indonesia (ASI), Lilik Unggul Raharjo, juga menyambut positif program pertukaran pengetahuan dan pengalaman tersebut karena sesuai dengan visi misi asosiasi terkait dekarbonisasi.

Meskipun 70 persen semen yang beredar di Indonesia sudah termasuk semen yang ramah lingkungan, masih diperlukan kebijakan dari pemerintah untuk mendorong penggunaan semen yang ramah lingkungan dalam pekerjaan konstruksi. Tantangan yang dihadapi industri semen termasuk investasi dalam teknologi, sinkronisasi kebijakan pemerintah terkait penggunaan bahan bakar alternatif, dan ketersediaan bahan bakar alternatif di beberapa daerah.

Dengan adanya kolaborasi antara Indonesia dan Tiongkok dalam pengembangan industri semen berkelanjutan, diharapkan dapat menghasilkan solusi yang inovatif dan ramah lingkungan untuk masa depan industri semen kedua negara.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *