Wamenkomdigi Minta Industri Penyiaran Genjot Pertumbuhan Ekonomi
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Nezar Patria, berharap industri penyiaran bisa menjadi andalan dalam pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen yang menjadi target Presiden Prabowo Subianto. “Sesuai dengan program yang dicanangkan oleh pemerintahan Presiden Prabowo bahwa kita harus bisa menggenjot pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8 persen. Kita harapkan dari sektor penyiaran, industri yang berkembang di ekosistem penyiaran ini bisa menopang pertumbuhan tersebut,” ujar Nezar dalam seminar “Digitalisasi Penyiaran Tahun 2025-2029: Tren Bermedia Penyiaran, Teknologi, Bisnis, dan Respon Kebijakan” yang diselenggarakan di kawasan Pecenongan, Jakarta, pada hari Rabu.
Nezar menyebut bahwa program Analog Switch-Off (ASO) memiliki potensi untuk mendorong pertumbuhan industri penyiaran yang berdampak positif secara ekonomi. Menurut data Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia (LPEM UI) tahun 2023, pendapatan industri penyiaran nasional diproyeksikan tumbuh dari Rp90,9 triliun pada tahun 2022 menjadi Rp109,6 triliun pada tahun 2027. Pertumbuhan ini tidak hanya berpotensi meningkatkan pendapatan industri penyiaran, tetapi juga membuka peluang untuk menjadikan Indonesia sebagai pasar media dan hiburan terbesar ketiga di Asia, setelah China dan India, dengan perkiraan pendapatan mencapai 20 miliar dolar AS (Rp316 triliun) pada 2027.
Nezar menambahkan bahwa dampak ekonomi tersebut diprediksi akan memberikan kontribusi terhadap output ekonomi industri hingga mencapai Rp155 triliun, serta menambah Produk Domestik Bruto (PDB) nasional sebesar Rp97,5 triliun. “Selain itu, ada juga potensi untuk menciptakan lapangan kerja hingga 616 ribu pekerjaan pada tahun 2027. Ini adalah proyeksi yang sangat optimistik bahwa ada pertumbuhan yang signifikan di sana,” ujar Nezar.
Untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi tersebut, Nezar menyatakan bahwa pihaknya akan melakukan berbagai cara, seperti meningkatkan kemampuan talenta digital, membuka ruang investasi dan inovasi di sektor digital, serta memberikan pembinaan intensif bagi perusahaan rintisan (startup) di sektor digital. Selain itu, ruang partisipasi bagi investor juga akan diperluas untuk memberikan kontribusi lebih besar terhadap industri digital di Indonesia.
Nezar juga menyebutkan bahwa Presiden Prabowo telah memberikan perhatian khusus pada sektor teknologi digital. Ia berharap pengembangan industri ini dapat difokuskan pada transfer pengetahuan, peningkatan keterampilan, inovasi, dan penyerapan investasi baru di industri digital.
Industri penyiaran di Indonesia tetap menarik bagi investor, terutama sejak diterapkannya kebijakan Analog Switch Off (ASO) yang membawa Indonesia ke era penyiaran digital. Proyeksi pertumbuhan ini didukung oleh berbagai teknologi baru yang akan masuk ke industri penyiaran, seperti teknologi Integrated Broadband Broadcast (IBB) dan 5G Broadcast. Dengan 5G Broadcast, pengguna ponsel pintar dapat menerima sinyal siaran televisi pada perangkat mereka, sementara teknologi IBB akan mengintegrasikan siaran terestrial dengan layanan digital atau internet.
Dari segi infrastruktur, Indonesia siap menyambut perkembangan teknologi tersebut. Saat ini, infrastruktur base transceiver station (BTS) telah mencakup 97 persen wilayah pemukiman dengan penetrasi internet mencapai 80 persen dari total populasi. “Jadi saya kira dari sudut konektivitas kita cukup kuat untuk bisa melaju ke tahap berikutnya, yaitu transformasi digital. Oleh karena itu, Kementerian Komdigi ini mencanangkan untuk lima tahun ke depan kita menyebutnya sebagai ‘meaningful connectivity’ atau konektivitas yang berdampak,” pungkas Nezar.